Sabtu, 02 November 2013

leptospirosis

PAPER leptospirosis
1.    Defenisi
Leptospirosis adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospir. Penyakit ini sering disebut juga weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic Jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Pada tahun 1886 Adolf Weil pertama kali melaporkan penelitian tentang penyakit ini. Ia menemukan  bahwa penyakit ini menyerang manusia dengan gelaja demam, ikterus, pembesran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal.
2.    Penyebab
Genus Leptospira yang termasuk dalam ordo Spirochaeta dari famili Trepanometaceae adalah bakteri yang berbentuk seperti benang dengan panjang 6-12µm. Spesies L. Interrogans adalah spesies yang dapat menginfeksi manusia dan hewan.
Karena ukurannya yang sangat kecil, leptospira hanya dapat dilihat dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop elektron. Bakteri leptospira berbentuk spiral dengan ujung- ujung seperti pengait. Bentuk yang demikian menyebebkan leptospira dapay bergerak sangat aktif untuk maju, mundur atau berbelok. Bakteri ini peka terhadap asam.
3.    Cara penularan
Infeksi pada manusia terjadi melalui beberapa cara berikut ini:
a.    Kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri
b.    Kontak denga organ, darah, dan urin hewan yang terinfeksi
c.    Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
Berdasarkan berbagai data, infeksi yang tersering adalah melalui cara yang pertama. Bakteri masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam literatur disebutkan bahwa penularan penyakit ini dapat melalui kontak denga kulit ontak (sehat) terutama bila kontak lama dengan air. Hewan penulran utama pada manusia adalah tikus. Di USA penularan terbesar adalah anjing. Di Indonesia, infeksi ini banyak terjadi saat banjir. Detergen, bahkan dengan konsentrasi rendah sekalipun, terbukti dapat menghambat perkembangan hidup leptospira.
Faine S. Menyatakan bahwa terdapat tiga pola epidemologi leptospira, yaitu:
a.    Penularan via kontak langsung, biasanya pada daerah beriklim sedang, sering terjadi diperternakan sapi atau babi
b.    Penularan atau penyebaran penyakit karena kontaminasi yang luas pada lingkungan, biasanya pada iklim teropis-basah (musim hujan). Paparan pada manusia secara luas tidak terbatas karena pekerjaan
c.    Penularan via infeksi rodensia pada lingkungan perkotaan yang kumuh
4.    Pencegahan
Sanitasi lingkungan harus diperhatikan terutama daerah peternakaan, pemotongan hewan, atau dikolam renang. Kampanye rumah yang antitikus (rat proof) perlu dilakukan. Perlindungan bagi pekerja peternakaan yang harus diberikan adalah sepatu bot, sraung tangan, masker, dan baju pelindung. Imunisasi bagi yang sering berhubungan dengan hewan penular juga perlu dilakukan.

Penyuluhan tentang higiene pribadi dan penularan penyakit ini akan membantu untuk mencegah KLB. Kewaspadaan petugas kesehatn dapat berupa pengawasan situasi pascabanjir, mengisolasi hewan sakit dari rumah penduduk dan daerah wisata , vaksinasi hewan pelihara dengan strain lokal, serta mengontrol vektor bila di perlukan. Kewaspadaan ini diperlukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit. 

TBC

PAPER TBC
1.    Defenisi
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh kuman "Mycobacterium tuberculosis ". Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%).
2.    Penyebab
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.
Masa inkubasi (waktu yang diperlukan untuk seseorang menjadi terinfeksi setelah tertular) bervariasi antara mingguan hingga tahunan, tergantung dari orang itu sendiri dan jenis infeksinya, apakah primer, progresif, atau reaktivasi. Penyakit ini dapat tertular kepada orang melalui udara yang mengandung kuman TBC.
3.    Cara Penularan
Penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman  Mycobacterium tube rculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernafas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan denga orang lain, basil tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa inkubasi selama 3-6 bulan.
Resiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan denga faktor genetik dan faktor pejamu lainnya. Resiko tertinggi berkembangnya penyakityaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun, resiko rendah pada masa kanak-kanak, dan meningkaat lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau langsung keorgan terdekat.
Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya, sehingga kemungkinan setiap kontak untuk tertular TBC adalah 17%. Hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat akan dua kali lebih beresiko dibandingkan kontak biasa.

4.    Pencegahan
Usaha Pencegahan dilakukan dengan melakukan perbaikan gizi, pengadaan rumah sehat dengan ventilasi yang memadai, dan perilaku hidup bersih dan sehat
Upaya Promotif
Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat kerja melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja
o    penyuluhan
o    penyebarluasan informasi
1.    Peningkatan kebugaran jasmani
2.    Peningkatan kepuasan kerja
3.    Peningkatan gizi kerja
Upaya preventif
Adalah upaya untuk mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang memperberat penyakit TBC.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya penyakit pada populasi yang sehat.
a.    Pengendalian melalui perundang-undangan (legislative control)
    • Undang-Undang No. 14 tahun 1969 Tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja.
    • Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
    • Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
    • Peraturan Menteri Kesehatan tentang hygiene dan saniasi lingkungan
b.    Pengendalian melalui administrasi/organisasi (administrative control)
    • Pesyaratan penerimaan tenaga kerja
    • Pencatatan pelaporan
    • Monitoring dan evaluasi
c.    Pengendalian secara teknis (engineering control), antara lain :
    • Sistem ventilasi yang baik
    • Pengendalian lingkungan keja
d.    Pengendalian melalui jalur kesehatan (medical control), antara lain
    • Pendidikan kesehatan : kebersihan perorangan, gizi kerja, kebersihan lingkungan, cara minum obat dll.
    • Pemeriksaan kesehatan awal, berkala & khusus (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium rutin, tuberculin test)
    • Peningkatan gizi pekerja
    • Penelitian kesehatan
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalan upaya untuk menemukan penyakit TBC sedini mungkin mencegah meluasnya penyakit, mengurangi bertambah beratnya penyakit.
§  Pengawasan dan penyuluhan untuk mendorong pasien TBC bertahan pada pengobatan yang diberikan (tingkat kepatuhan) dilaksanakan oleh seorang "Pengawas Obat" atau juru TBC
§  Pengamatan langsung mengenai perawatan pasien TBC di tempat kerja
§  Case-finding secara aktif, mencakup identifikasi TBC pada orang yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan dahak dengan mikroskopis secara berkala.
§  Membuat "Peta TBC", sehingga ada gambaran lokasi tempat kerja yang perlu prioritas penanggulangan TBC bagi pekerja
§  Pengelolaan logistic
Tindakan pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya berupa upaya rehabilitasi dan paliatif pada penderita TBC yang umumnya sudah stadium lanjut dengan tujuaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi penyakit yang lebih berat. Tindakannya dapat berupa tindakan psikologis, fisik, spiritual.
Upaya kuratif dan rehabilitatif
Adalah upaya pengobatan penyakit TBC yang bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan.
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan dengan menggunakan OAT standar yang direkomendasikan oleh WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease). Pelaksanaan minum obat & kemajuan hasil pengobatan harus dipantau.