PAPER TBC
1. Defenisi
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu jenis penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman "Mycobacterium tuberculosis ".
Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering
terkena adalah organ paru (90%).
2.
Penyebab
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk
ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman
tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran
darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran
langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok
umur, baik di paru maupun di luar paru.
Masa inkubasi (waktu yang diperlukan untuk seseorang menjadi
terinfeksi setelah tertular) bervariasi antara mingguan hingga tahunan,
tergantung dari orang itu sendiri dan jenis infeksinya, apakah primer,
progresif, atau reaktivasi. Penyakit ini dapat tertular kepada orang melalui
udara yang mengandung kuman TBC.
3.
Cara Penularan
Penyakit tuberkulosis yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tube rculosis ditularkan
melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah
yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernafas. Bila
penderita batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan denga orang lain, basil
tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa inkubasi
selama 3-6 bulan.
Resiko terinfeksi berhubungan dengan
lama dan kualitas paparan dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan denga
faktor genetik dan faktor pejamu lainnya. Resiko tertinggi berkembangnya
penyakityaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun, resiko rendah pada masa
kanak-kanak, dan meningkaat lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan usia lanjut.
Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan bisa
menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau
langsung keorgan terdekat.
Setiap satu BTA positif akan
menularkan kepada 10-15 orang lainnya, sehingga kemungkinan setiap kontak untuk
tertular TBC adalah 17%. Hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat
akan dua kali lebih beresiko dibandingkan kontak biasa.
4.
Pencegahan
Usaha Pencegahan dilakukan dengan melakukan perbaikan gizi,
pengadaan rumah sehat dengan ventilasi yang memadai, dan perilaku hidup bersih
dan sehat
Upaya Promotif
Peningkatan
pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat kerja melalui
pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja
o
penyuluhan
o
penyebarluasan informasi
1. Peningkatan kebugaran
jasmani
2. Peningkatan kepuasan
kerja
3. Peningkatan gizi kerja
Upaya preventif
Adalah upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang memperberat penyakit TBC.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer
merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya penyakit pada
populasi yang sehat.
a. Pengendalian melalui
perundang-undangan (legislative control)
- Undang-Undang No. 14 tahun 1969 Tentang
ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja.
- Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja
- Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan tentang hygiene dan
saniasi lingkungan
b. Pengendalian melalui
administrasi/organisasi (administrative control)
- Pesyaratan penerimaan tenaga kerja
- Pencatatan pelaporan
- Monitoring dan evaluasi
c. Pengendalian secara
teknis (engineering control), antara lain :
- Sistem ventilasi yang baik
- Pengendalian lingkungan keja
d. Pengendalian melalui
jalur kesehatan (medical control), antara lain
- Pendidikan kesehatan : kebersihan perorangan, gizi
kerja, kebersihan lingkungan, cara minum obat dll.
- Pemeriksaan kesehatan awal, berkala & khusus
(anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium rutin, tuberculin
test)
- Peningkatan gizi pekerja
- Penelitian kesehatan
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder
adalan upaya untuk menemukan penyakit TBC sedini mungkin mencegah meluasnya penyakit,
mengurangi bertambah beratnya penyakit.
§
Pengawasan dan penyuluhan untuk mendorong pasien TBC bertahan
pada pengobatan yang diberikan (tingkat kepatuhan) dilaksanakan oleh seorang
"Pengawas Obat" atau juru TBC
§
Pengamatan langsung mengenai perawatan pasien TBC di tempat
kerja
§
Case-finding secara aktif, mencakup identifikasi TBC pada orang
yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan dahak dengan mikroskopis secara berkala.
§
Membuat "Peta TBC", sehingga ada gambaran lokasi
tempat kerja yang perlu prioritas penanggulangan TBC bagi pekerja
§
Pengelolaan logistic
Tindakan
pencegahan tersier
Pencegahan tersier
biasanya berupa upaya rehabilitasi dan paliatif pada penderita TBC yang umumnya
sudah stadium lanjut dengan tujuaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
mencegah komplikasi penyakit yang lebih berat. Tindakannya dapat berupa
tindakan psikologis, fisik, spiritual.
Upaya kuratif dan
rehabilitatif
Adalah upaya
pengobatan penyakit TBC yang bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan.
Obat TBC diberikan
dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis yang
tepat selama 6-8 bulan dengan menggunakan OAT standar yang direkomendasikan
oleh WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease). Pelaksanaan minum obat & kemajuan hasil pengobatan harus
dipantau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar